Sabtu, 06 April 2013

Contoh Esai Beasiswa Tanoto Foundation

Dalam menulis sebuah esai beasiswa, harus mengikuti panduan/persyaratan yang diminta oleh masing-masing beasiswa. Secara umum, esai beasiswa membahas tentang diri kamu. Diman kamu menyelesaikan pendidikan sekarang, jurusan yang sedang kamu guluti, mengapa kamu memilih jurusan itu, jangka ke depan yang ingin dicapai, dan kontribusi kamu dalam keterlibatan beasiswa yang akan kamu ikuti jika nantinya kamu lulus. Berikut saya bagikan contoh esai beasiswa sederhana, kebetulan saya dulu pernah ikut beasiswa tanoto foundation tahun 2012/2013. Seleksi berkas saya lulus.

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2010, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan saya ke Perguruan Tinggi. Alasan saya ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi adalah agar di masa yang akan datang saya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik jika dibandingkan dengan hanya lulusan SMA. Saya bertekad keras untuk melanjutkan pendidikan meskipun keadaan ekonomi orangtua kurang mampu. Saya memilih Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Universitas Sumatera Utara. Alasannya orangtua saya melarang saya untuk berkuliah di luar pulau Sumatera karena memang keterbatasan dalam hal dana. Bapak saya sudah meninggal pada tahun 2007 yang lalu dan saya adalah anak lelaki yang tertua di keluarga saya. Jadi ibu saya lebih membutuhkan kehadiran saya menggantikan bapak saya agar lebih bersukacita. Jika kuliah di luar pulau Sumatera, tentunya butuh biaya yang besar. Lagipula sulit untuk pulang kampung setiap bulannya (kecuali liburan semester yang panjang). Beda halnya jika saya berkuliah di Sumatera. Tentunya jarak sudah dekat dan untuk pulang kampung tidak harus menunggu libur panjang. Untuk itu saya memilih USU (Universitas Sumatera utara) sebagai tempat melanjutkan pendidikan saya. Karena Universitas ini adalah yang terbaik di Sumatera Utara selain itu telah banyak juga meraih prestasi-prestasi gemilang di tingkat nasional maupun internasional. Ya, tetapi saya tetap pada satu kesepahaman dengan yang lainnya bahwa semua Universitas/Sekolah Tinggi di Indonesia adalah sangat baik. Masalah baik atau buruknya prestasi atau kelakuan mahasiswa/i itu tergantung pribadinya masing-masing untuk mau melangkah maju atau tidak. Melalui tes SNMPTN (Tidak mengikuti program bimbingan belajar/intensive) saya memilih jurusan kehutanan yang memiliki banyak daya tampung dan saya berfikir bahwa jurusan kehutanan ini bagus sekali untuk masa depan saya. Apalagi jurusan kehutanan di Sumatera Utara hanya ditemukan di Universitas Sumatera Utara. Selain itu, Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, hutan mangrove yang terluas di dunia, dan memiliki hutan alami (virgin forest) yang menghasilkan kayu dan hasil hutan non kayu. Contohnya saja di Sumatera Utara, yang menjadi produk andalan HHNK (Hasil Hutan Non Kayu) adalah kemenyan dan gondorukem yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan kayu dan ini perlu dikembangkan. Oleh karena itu, melalui tangan-tangan para rimbawan dan sarjana kehutanan produk ini dapat dilestarikan dan dikembangkan. Menjadi seorang Rimbawan berarti turut melestarikan hutan, hasil, dan fungsinya. Bekerja menjadi seorang rimbawan berarti bekerja demi nusa dan bangsa. Meskipun jauh di tengah kota tetapi saya bergembira karena dapat mengabdi untuk dunia. Setelah lulus kuliah dengan menyandang gelar sarjana kehutanan, saya ingin bekerja di Departemen Kehutanan. Saya juga ingin mempebaiki keadaan ekonomi keluarga kami. Hal yang menginspirasi saya yaitu saudara saya yang bekerja di kantor kehutanan selaku bendahara dan persetujuan pemasukan kayu hutan. Saudara saya ini juga telah lama ditinggal suaminya, namun dapat membutuhi seluruh kebutuhan anak-anaknya yang bersekolah dibangku PTS. Bayangkan saja berapa dana yang harus dikeluarkan untuk membutuhi 3 (tiga) orang anak yang berkuliah di PTS. Tetapi keputusan itu tetap berada di tangan Tuhan. Tentunya untuk mencapai itu, saya telah berusaha semaksimal mungkin belajar, berorganisasi, dan berdoa. Ya, Ora Et Labora (Bekerja sambil berdoa). Waktu yang saya punya tidak saya buang dengan percuma. Karena “Time is money and sword”. Ya, waktu itu adalah uang dan pedang. Saya harus banyak mencari-cari informasi mengenai lowongan pekerjaan kehutanan dan saya juga harus menambah wawasan yang lebih di bidang kehutanan sehingga lulus tidak hanya dengan IPK yang baik, namun juga memiliki emosional, pengetahuan, keterampilan, dan akhlak yang baik. Saya berusaha meraih IPK terbaik setiap tahunnya. Dan terbukti! Semeter ganjil saya mendapatkan IP yang terbaik di kelas dan semester genap kemarin saya mendapatkan IPK urutan dua terbaik di kelas. Tahun 2011 yang lalu saya meraih juara II dalam lomba “Jungle Huta” di kampus dalam perlombaan gagasan ilmiah mengenai lingkugan hidup. Waktu saya habiskan untuk bergaul karib dengan buku. Karena saya memiliki prinsip hidup yang mungkin hampir sama dengan yang lainnya. Disaat yang lain duduk, saya harus sudah berdiri. Disaat yang lain merangkak, saya harus sudah berjalan. Disaat yang lain berjalan, saya harus berlari. Dan disaat yang lain berlari, saya harus sudah terbang. Ingin menjadi pemenang harus melakukan lebih dari orang lain. Saya juga berusaha mencari program-program beasiswa untuk melanjutkan kuliah saya. Ya, inilah salah satunya yaitu hendak meraih beasiswa “Tanoto Foundation”. Saya berharap besar bisa mendapatkannya karena saya melihat keadaan ekonomi orangtua saya  yang berprofesi hanya sebagai pedagang yang sebenarnya tidak mampu untuk menyekolah saya di USU ini. Apalagi rasanya makin sulit keadaan ekonomi keluarga saya sejak ditinggal seorang bapak. Belum lagi untuk makan dan sekolah adik-adik saya. Saat liburan semester, saya membantu orangtua saya ke pajak untuk berjualan. Karena ketika sudah masuk kuliah saya tidak lagi dapat membantu orangtua di rumah secara langsung. Terkadang pun untuk menghemat uang saya harus menghemat jatah makan dari yang sebenarnya. Hal ini karena uang kiriman yang diberikan jumlahnya juga terbatas setiap bulannya. Tetapi saya percaya, ketika saya tetap berpegang pada janji-janji-NYA yaitu bahwa semuanya akan indah pada waktunya tentunya. Terkadang saya lelah ketika harus bertahan. Namun saya tetap mengimani bahwa janji Tuhan atas hidup saya dan keluarga saya selalu penuh dengan damai sejahtera. Disaat kami jatuh sekalipun namun tangan kasih-NYA tak pernah lepas dari hidup kami.

9 komentar:

  1. wah, so sweeett.. :) semangat. Tuhan memberkati

    BalasHapus
  2. Saya seorang mahasiswa Program Studi Prancis Universitas Indonesia. Saya rasa saya cukup beruntung sebagai mahasiswa yang bisa belajar dan jajan dengan cukup mudah. Namun, saat membaca essay ini saya terlempar untuk jauh lebih bersyukur dengan apa yang saya punya sekarang dan merasa mawas diir agar tidak menjadi pribadi yang lupa diri. Saya tahu benar banyak pelajar yang kesulitan dana untuk mengenyam pendidikan, dan secara objektif Anda hanya satu dari mereka, tetapi ini pastilah tulisan yang sangat baik karena saya membacanya sambil menagis.

    BalasHapus
  3. Saya mahasiswa teknik, Unhas makassar,,,, sy suka sekali sengan esai saudara .. thx untuk motivasinya .. JBU, Tuhan Berkati

    BalasHapus
  4. trus, dapat gak beasiswa tanoto nya?

    kalo boleh tau, nominal per bulannya berapa ya?

    BalasHapus
  5. terlepas dari bahwa isi esai ini benar seperti keadaanmu sesungguhnya, atau hanya "kisah nyata dengan sedikit improvisasi, tetap saja tulisan ini menginspirasi. good job bro, GBU

    BalasHapus
  6. subhanallah , tetap semangat!!!

    BalasHapus
  7. Bagaimana dengan sy usia sdh kepala 5 (55) apkah msh bisa dapt bea siswa dr Tanoto Foundation?

    BalasHapus