Rabu, 03 April 2013

POTENSI PELABUHAN BAGAN ASAHAN



BAB I.
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pengembangan wilayah merupakan suatu upaya untuk mendorong terjadinya perkembangan wilayah secara harmonis melalui pendekatan yang bersifat komprehensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pada dasarnya pendekatan pengembangan wilayah ini digunakan untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini terus berkembang disesuaikan dengan tuntutan waktu, teknologi dan kondisi wilayahnya.
Asahan merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Asahan terdapat di kawasan Pantai Timur wilayah Propinsi Sumatera Utara, terletak pada koordinat 02° 03’-03° 26’ Lintang Utara dan 99° 1° - 100° 0° Bujur Timur dan berada pada ketinggian 0 – 1000 m dpl, dengan batas-batas administratif sebagai berikut:
·      Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Batubara dan Kabupaten Simalungun
·      Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka
·      Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir
·      Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
 Kabupaten Asahan terbilang memiliki sumberdaya yang begitu besar dalam memajukan Asahan. Potensi alamnya begitu mumpuni, mulai dari perkebunan, peternakan, perikanan,  hidro-energi, wisata alam yang indah, industri, pasar hingga pelabuhan. Wilayahnya memiliki garis pantai sekitar 58 kilometer (km) menghadap Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Posisi yang strategis ini sangat potensial bagi pengembangan transportasi barang dan jasa melalui laut dari dan ke luar daerah.
Selain itu, potensi yang tidak kalah pentingnya adalah sumberdaya manusianya yang kreatif, religius, serta kental adat dan budaya. Potensi yang dimiliki ini diharapkan mampu mewujudkan cita-cita masyarakat menuju Asahan yang religius, sehat, cerdas dan mandiri. Asahan memang punya banyak potensi, tetapi tidak digarap dengan baik oleh pemerintah. Potensi itu harus digali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan. Salah satunya melalui program pemberdayaan agar masyarakat terbiasa turut serta sebagai pelaku pembangunan.

Permasalahan
Pelabuhan Bagan Asahan terletak di muara Sungai Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, saat ini diterlantarkan sudah sekian tahun lamanya. Pelabuhan Bagan Asahan yang tidak diberdayakan lagi itu, justru telah dijadikan sebagai lokasi perilaku yang meresahkan, seperti banyaknya kalangan remaja yang melakukan perbuatan maksiat, tempat peredaran narkoba, dan lokasi penyelundupan barang-barang tertentu. Bangunan Dermaga Pelabuhan (Panton) Desa Bagan Asahan yang dilengkapi dengan bangunan gudang, kantor dengan ruang pertemuan dan rumah dinas di tanah seluas kurang lebih 4 hektar tersebut rusak memprihatinkan, bahkan lokasi Panton tersebut berubah fungsi menjadi tempat jualan warung makan-minum warga yang datang dari luar daerah itu, apalagi saat hari libur, mulai siang dan malam hari para pengunjung memadati lokasi tersebut, ditambah lokasi tempat tersebut aman dapat duduk santai menghirup udara segar angin laut. Sekarang ini bukan hanya rusak, tetapi alat bangunan aset pemerintah tersebut sudah banyak yang hilang, karena penjaga lokasi panton tersebut tidak ada.

Tujuan
        Tujan penulisan paper yang mengangkat permasalahan pelabuhan di wilayah Kabupaten Asahan adalah:
1.   Bagi Pemerintah Kabupaten Asahan merupakan sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk perencanaan pengembangan pelabuhan di Kabupaten Asahan.
2.   Bagi pembaca merupakan penambahan wawasan dalam bidang ilmu pengembangan wilayah.
3.   Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang terkait dengan pembangunan dan perencanaan ekonomi daerah.


BAB II.
POTENSI

          Potensi yang baik tidak akan berarti kalau tiada upaya menggalinya. Potensi itu harus digali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan. Kita mulai dari masyarakat Asahan. Semangat harus bangkit untuk perubahan. Salah satunya melalui program pemberdayaan agar masyarakat terbiasa turut serta sebagai pelaku pembangunan. Program pemberdayaan mampu menumbuhkan kembali modal sosial dan memperkuat hubungan harmonis antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Dengan demikian, pembangunan di Asahan semakin meningkat di setiap bidang, seperti infrastruktur, perekonomian dan tatanan sosial.
Realitanya, program ini telah menerobos benteng tanah yang menjulang tinggi, menembus sudut-sudut desa yang jauh dari pusat kota, melirik lorong-lorong kecil yang terabaikan, mendata aset wilayah yang tak tercatat, membangkitkan semangat berusaha, hingga menciptakan keharmonisan dengan sesama, maupun dengan alam sekitarnya.
Salah satu potensi yang begitu besar dapat memajukan Asahan adalah melalui pembangunan pelabuhan. Wilayah Kabupaten Asahan memiliki garis pantai sepanjang ±  58 km menghadap Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Posisi yang strategis ini sangat potensial bagi pengembangan transportasi barang dan jasa melalui laut dari dan ke luar daerah, terutama ke negara tetangga, Malaysia. Sungai Asahan termasuk dalam Sungai Strategis Nasional. Sungai yang termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu:
a) Sungai Asahan (DAS Asahan),
b) Sungai Bah Bolon (DAS Hapal)
c) Sungai Tanjung.
Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di Asahan. Sungai ini sering mengakibatkan banjir karena mengalir di daerah datar dan memiliki banyak pertemuan dengan sungai dewasa dan sungai tua lain yang mengalir sebagai anak sungainya, sehingga membentuk delta sungai yang merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah pertemuan sungai tersebut dengan laut.
          Pelabuhan Bagan Asahan terletak di muara Sungai Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, saat ini belum dioperasionalkan dan sedang dalam rencana pengembangan sebagai pelabuhan alternatif lain setelah Pelabuhan Belawan, Medan.
Pelabuhan Bagan Asahan milik PT. Pelindo I dibangun sejak tahun 1994 direncanakan sebagai pelabuhan cargo dan ferry. Beberapa fasilitas pelabuhan telah dibangun, namun infrastruktur terutama jalan akses menuju pelabuhan belum terbenahi. Saat ini sedang direncanakan pembangunan jalan akses menuju Pelabuhan Bagan Asahan, yaitu jalan jurusan Bagan Asahan – Pematang Sei Baru – Lubuk Palas – Simpang Pardomuan sepanjang 38,57 km dengan biaya diperkirakan Rp 198.944.286.194,99.
Fasilitas yang telah dibangun pada Pelabuhan Bagan Asahan, adalah:
•       Dermaga, 140 x 10 m
•       Trestel, 110 x 5 x 2 m
•       Gudang, 20 x 36 m
•       Lapangan penumpukan 5.000 m2
•       Terminal penumpang 12,5 x 42 m
•       Dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.
          Pelabuhan Bagan Asahan memiliki kawasan ekonomi khusus dengan bertujuan program pengembangan kawasan industri guna meningkatkan perekonomian kota yang berdampak pada peningkatan pendapatan domestik regional, memaksimalkan potensi kota sebagai jalur transit internasional. Pelabuhan Bagan Asahan seperti yang diharapkan bersama dalam meningkatkan perekonomian Sumatera Utara memfungsikan sepenuhnya sehingga semua kapal-kapal yang melakukan perdagangan luar negeri dan antar pulau melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan tersebut sehingga sangat memudahkan pengawasan. Menyatukan tekad dan langkah seluruh aparatur pemerintah guna mengembangkan Pelabuhan Bagan Asahan.



BAB III.
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH

        Pelabuhan Bagan Asahan yang dibangun dengan biaya miliyaran rupiah saat ini tidak diberdayakan sama sekali. Hal ini jelas saja menyatakan bahwa pembangunan Pelabuhan Bagan Asahan sejak tahun 1994 oleh PT. Pelindo I tidak memiliki konsep yang jelas serta perencanaannya yang kurang matang dan terarah. Jika dinilai, pembangunan Pelabuhan Bagan Asahan bernilai ratusan miliar rupiah  terkesan  hanya sekedar untuk mendapatkan proyek dengan menghamburkan uang negara. Sehingga proyek pembangunan Pelabuhan Bagan Asahan ini sama sekali tidak bermanfaat dalam menunjang perekonomian masyarakat di Kabupaten Asahan dan Kota Madya Tanjung Balai. Buktinya sejak dioperasikan tahun 1995 sampai sekarang, Pelabuhan Bagan Asahan tidak memberikan kontribusi apapun terhadap daerah. Pembangunan Pelabuhan Bagan Asahan asal jadi, karena tidak didukung sarana dan prasaran infrastruktur yang maksimal. Akibatnya, Pelabuhan yang dibangun dengan uang rakyat dengan nilai yang cukup besar ini, tidak mampu mengangkat kesejahtaraan dan perekonomian masyarakat setempat. Pada hal, pelabuhan merupakan investasi yang cukup potensial bila dikelola, secara baik dan matang, apalagi Pelabuhan Bagan Asahan lokasinya sangat strategis karena sangat berdekatan dengan Penang Malaysia.
          Padahal konsep pengembangan wilayah dikembangkan dari kebutuhan suatu daerah untuk meningkatkan fungsi dan perannya dalam menata kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehateraan masyarakat. Pengaruh globalisasi, pasar bebas dan regionalisasi menyebabkan terjadinya perubahan dan dinamika spasial, sosial, dan ekonomi antarnegara, antardaerah (kota/kabupaten), kecamatan hingga perdesaan. Jika dilihat struktur perekonomian lapangan usaha angkutan dan komunikasi di tahun 2008 adalah sebesar 2,88%. Sumbangan ini jelas telah mampu mengembangkan pendapatan daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat Kabupaten Asahan.
          Pelabuhan sebagai salah satu elemen transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan regional. Keberadaan Pelabuhan memegang peranan strategis sebagai pintu gerbang (gateway) ditinjau dari kegiatan usaha angkutan barang ekspor-impor. Peranan strategis Pelabuhan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan regional perlu dijaga keberlangsungannya. Sejalan dengan mainstream pembangunan berkelanjutan (sustainable development), maka kebijakan sektor perhubungan, yaitu sub sektor perhubungan laut juga mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian kebijakan pengembangan Pelabuhan sebagai bagian dari sub sektor perhubungan laut harus mengikuti prinsip-prinsip berwawasan lingkungan dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan.
          Berdasarkan linkage theory, pelabuhan merupakan salah satu sektor yang mampu mendukung sektor lain untuk berkembang. Misalnya saja di Pelabuhan Bagan Asahan, warga sekitar dapat berjualan di lokasi itu, untuk mencari kehidupan dari hasil jualannya. Puluhan pedagang dilokasi itu berjualan, mengaku memanfaatkan lokasi Panton yang tidak berfungsi sudah bertahun-tahun. Pelabuhan Bagan Asahan, tempat jualan warung makan-minum warga yang datang dari luar daerah itu, apalagi saat hari libur, mulai siang dan malam hari para pengunjung memadati lokasi tersebut, ditambah lokasi tempat tersebut aman dapat duduk santai menghirup udara segar angin laut. Pelabuhan dulunya dapat menampung pekerja dari bagian hulu hingga bagian hilir, misalnya penjaga pelabuhan. Warga sekitar sangat mengharapkan Bupati Asahan dapat mengoparasikan Dermaga Pelabuhan Bagan Asahan ini agar masyarakat di desa tersebut dapat lahan pekerjaan.
          Selain itu, Pelabuhan Bagan Asahan sebagai jalur transit internasional diharapkan meningkatkan perekonomian Sumatera Utara memfungsikan sepenuhnya sehingga semua kapal-kapal yang melakukan perdagangan luar negeri dan antar pulau melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan tersebut sehingga sangat memudahkan pengawasan. Hal ini tentu akan mempererat hubungan Internasional sehingga terjalin hubungan yang baik dengan negara-negara tetangga, sehingga mampu mendukung berkembangnya Indonesia dengan mudah. Kondisi gegrafis dan sosialogis daerah dan masyarakat yang berbatasan langsung dengan Port Klang (Malaysia) dimana perdagangan antar keduanya telah berlangsung sejak lama (turun temurun) sehingga pola perdagangan tersebut sudah sangat menyentuk sendi-sendi kehidupan masyarakat terutama masyarakat kelas bawah, oleh karena itu permasalahan tersebut harus ditangani secara koordinatif dan konprehensif. Menyatukan tekad dan langkah seluruh aparatur pemerintah guna mengembangkan Pelabuhan Bagan Asahan.


BAB IV.
KENDALA DAN TANTANGAN

Kendala
        Kendala Pelabuhan Bagan Asahan yang dibangun pada tahun 90-an tersebut adalah kurangnya pemberdayaan terhadap pelabuhan tersebut disebabkan adanya sejumlah permasalahan yang tidak dapat diatasi Pelindo I sendirian. Dicontohkan keberadaan infrastruktur jalan menuju Pelabuhan Bagan Asahan yang kurang mendukung dan perlu mendapatkan perhatian Pemkab Asahan. Lain lagi halnya dengan adanya kesan “rebutan” antara Pemkab Asahan dan Pemkot Tanjung Balai terhadap kepemilikan pelabuhan tersebut. Berbagai masalah dan kendala itu menyebabkan sebagian besar kalangan pengusaha lebih tertarik untuk memanfaatkan Teluk Nibung di Tanjung Balai. Permasalahannya cukup komplek dan membutuhkan peranan pemerintah daerah. Manejer PT  Polindo Teluk Nibung Tanjungbalai Syaiful mengatakan kendala tidak berfungsinya Pelabuhan Panton Bagan Asahan tersebut disebabkan jalan tidak mendukung, oleh karena itu para pengusaha tidak mau membawa kapal mereka ke Pelabuhan tersebut untuk bongkar muat barang.

Tantangan
Pelabuhan Bagan Asahan direncanakan sebagai pelabuhan barang untuk pelayaran dalam negeri bahkan sampai dengan pelayaran mancanegara. Oleh karena itu pelabuhan ini direncanakan untuk dikembangkan baik dari sisi bangunan pelabuhan maupun dari sisi wilayah sekitarnya. Yang menjadi tantangan ke depannya adalah akan mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi oleh karena alat bangunan aset pemerintah tersebut sudah banyak yang hilang, karena penjaga lokasi panton tersebut tidak ada. Sementara itu politisi PAN Irwansyah Damanik menilai, dalam membangun Pelabuhan Bagan Asahan Pelindo terkesan hanya ingin mau jalan sendiri tanpa melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat. Akibatnnya dalam hal ini, masing-masing pihak bertahan dengan kepentingannnnya. Kemudian kedalaman alur Pelabuhan Bagan Asahan hanya sekitar dua meter, sehingga kapal kapal ukuran tertentu tidak dapat masuk dan tingkat sedimentasi yang tinggi.


BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
        Kabupaten Asahan terbilang memiliki sumberdaya yang begitu besar dalam memajukan Asahan. Potensi alamnya begitu mumpuni, mulai dari perkebunan, peternakan, perikanan,  hidro-energi, wisata alam yang indah, industri, pasar hingga pelabuhan. Wilayahnya memiliki garis pantai sekitar 58 kilometer (km) menghadap Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Posisi yang strategis ini sangat potensial bagi pengembangan transportasi barang dan jasa melalui laut dari dan ke luar daerah. Pelabuhan Bagan Asahan terletak di muara Sungai Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, saat ini diterlantarkan sudah sekian tahun lamanya. Pelabuhan Bagan Asahan yang tidak diberdayakan lagi itu, justru telah dijadikan sebagai lokasi perilaku yang meresahkan. Pelabuhan Bagan Asahan memiliki kawasan ekonomi khusus dengan bertujuan program pengembangan kawasan industri guna meningkatkan perekonomian kota yang berdampak pada peningkatan pendapatan domestik regional, memaksimalkan potensi kota sebagai jalur transit internasional. Beberapa fasilitas pelabuhan telah dibangun, namun infrastruktur terutama jalan akses menuju pelabuhan belum terbenahi. Kendala Pelabuhan Bagan Asahan yang dibangun pada tahun 90-an tersebut adalah kurangnya pemberdayaan terhadap pelabuhan tersebut disebabkan adanya sejumlah permasalahan yang tidak dapat diatasi Pelindo I sendirian.

Saran
        Semua instansi terkait perlu duduk bersama untuk mencari formula, Sebagai tanggung jawab moral kepada masyarakat, Pelindo I harus mampu memberikan solusi untuk perencanaan bagaimana pelabuhan ini ke depan. Masyarakat harus diberdayakan, infrastruktur harus dibangun dengan sebagus mungkin, akses jalan menuju pelabuhan perlu dibenahi, penegakan peraturan oleh pemerintah daerah untuk melarang tindakan yang merusak moral dan fungsi pelabuhan, dan pemerintah daerah harus segera turun tangan melihat keadaan tersebut karena struktur perekonomian lapangan usaha angkutan dan komunikasi memberikan sumbangan yang mampu mengembangkan pendapatan daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat Kabupaten Asahan. Mari, Kita mulai dari masyarakat Asahan. Semangat harus bangkit untuk perubahan.
 

DAFTAR PUSTAKA

Berita Asahan. 2009. Bangunan Dermaga Pelabuhan Desa Bagan Asahan Terlantar. Diakses Dari:http://www.berita-asahan.com/bangunan-dermaga-pelabuhan-desa-bagan-asahan-terlantar. Diakses pada:[4 Januari 2013][15.10 WIB]
Pemkab Asahan. 2009. Profil Wilayah Kabupaten Asahan. Asahan
Santoso. 2008. Metode Penelitian. IPB Press. Bogor
Uchi. 2010. Pengembangan Wilayah. Diakses dari: http://www.pengembangan-wilayah.blogspot.com/Diakses pada:[3 Januari 2013][17.03 WIB]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar