BAB
I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan wilayah merupakan suatu upaya untuk mendorong
terjadinya perkembangan wilayah secara harmonis melalui pendekatan yang
bersifat komprehensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pada dasarnya
pendekatan pengembangan wilayah ini digunakan untuk lebih mengefisiensikan
pembangunan dan konsepsi ini terus berkembang disesuaikan dengan tuntutan
waktu, teknologi dan kondisi wilayahnya.
Asahan merupakan salah satu kabupaten
yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten
Asahan terdapat di kawasan Pantai Timur wilayah Propinsi Sumatera Utara,
terletak pada koordinat 02° 03’-03° 26’ Lintang Utara dan 99° 1° - 100° 0°
Bujur Timur dan berada pada ketinggian 0 – 1000 m dpl, dengan batas-batas
administratif sebagai berikut:
·
Sebelah
Utara berbatasan dengan Kabupaten Batubara dan Kabupaten Simalungun
·
Sebelah
Timur berbatasan dengan Selat Malaka
·
Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir
·
Sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
Kabupaten Asahan terbilang memiliki sumberdaya
yang begitu besar dalam memajukan Asahan. Potensi alamnya begitu mumpuni, mulai
dari perkebunan, peternakan, perikanan, hidro-energi, wisata alam yang
indah, industri, pasar hingga pelabuhan. Wilayahnya memiliki garis pantai
sekitar 58 kilometer (km) menghadap Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan
negara tetangga, Malaysia. Posisi yang strategis ini sangat potensial bagi
pengembangan transportasi barang dan jasa melalui laut dari dan ke luar daerah.
Selain
itu, potensi yang tidak kalah pentingnya adalah sumberdaya manusianya yang
kreatif, religius, serta kental adat dan budaya. Potensi yang dimiliki ini
diharapkan mampu mewujudkan cita-cita masyarakat menuju Asahan yang religius,
sehat, cerdas dan mandiri. Asahan memang punya banyak potensi, tetapi tidak
digarap dengan baik oleh pemerintah. Potensi itu harus digali dan
dimanfaatkan untuk kesejahteraan. Salah satunya melalui program pemberdayaan
agar masyarakat terbiasa turut serta sebagai pelaku pembangunan.
Permasalahan
Pelabuhan Bagan Asahan terletak di muara Sungai Asahan, Kecamatan
Tanjung Balai, saat ini diterlantarkan sudah
sekian tahun lamanya. Pelabuhan Bagan Asahan yang tidak diberdayakan
lagi itu, justru telah dijadikan sebagai lokasi perilaku yang meresahkan,
seperti banyaknya kalangan remaja yang melakukan perbuatan maksiat, tempat
peredaran narkoba, dan lokasi penyelundupan barang-barang tertentu.
Bangunan
Dermaga Pelabuhan (Panton) Desa Bagan Asahan yang dilengkapi dengan bangunan
gudang, kantor dengan ruang pertemuan dan rumah dinas di tanah seluas kurang
lebih 4 hektar tersebut rusak memprihatinkan, bahkan lokasi Panton tersebut
berubah fungsi menjadi tempat jualan warung makan-minum warga yang datang dari
luar daerah itu, apalagi saat hari libur, mulai siang dan malam hari para
pengunjung memadati lokasi tersebut, ditambah lokasi tempat tersebut aman dapat
duduk santai menghirup udara segar angin laut. Sekarang ini bukan hanya rusak,
tetapi alat bangunan aset pemerintah tersebut sudah banyak yang hilang, karena
penjaga lokasi panton tersebut tidak ada.
Tujuan
Tujan
penulisan paper yang mengangkat permasalahan pelabuhan di wilayah Kabupaten
Asahan adalah:
1.
Bagi
Pemerintah Kabupaten Asahan merupakan sebagai bahan informasi dan pertimbangan
untuk perencanaan pengembangan pelabuhan di Kabupaten Asahan.
2.
Bagi
pembaca merupakan penambahan wawasan dalam bidang ilmu pengembangan wilayah.
3.
Sebagai
bahan masukan bagi peneliti lain yang terkait dengan pembangunan dan
perencanaan ekonomi daerah.
BAB II.
POTENSI
Potensi yang baik tidak akan berarti
kalau tiada upaya menggalinya. Potensi itu harus digali dan dimanfaatkan untuk
kesejahteraan. Kita mulai dari masyarakat Asahan. Semangat harus bangkit untuk
perubahan. Salah satunya melalui program pemberdayaan agar masyarakat terbiasa
turut serta sebagai pelaku pembangunan. Program pemberdayaan mampu menumbuhkan
kembali modal sosial dan memperkuat hubungan harmonis antara masyarakat,
pemerintah dan dunia usaha. Dengan demikian, pembangunan di Asahan semakin
meningkat di setiap bidang, seperti infrastruktur, perekonomian dan tatanan
sosial.
Realitanya,
program ini telah menerobos benteng tanah yang menjulang tinggi, menembus
sudut-sudut desa yang jauh dari pusat kota, melirik lorong-lorong kecil yang
terabaikan, mendata aset wilayah yang tak tercatat, membangkitkan semangat
berusaha, hingga menciptakan keharmonisan dengan sesama, maupun dengan alam
sekitarnya.
Salah satu potensi yang begitu besar
dapat memajukan Asahan adalah melalui pembangunan pelabuhan. Wilayah Kabupaten
Asahan memiliki garis pantai sepanjang ± 58 km menghadap Selat Malaka dan
berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Posisi yang strategis ini
sangat potensial bagi pengembangan transportasi barang dan jasa melalui laut
dari dan ke luar daerah, terutama ke negara tetangga, Malaysia. Sungai Asahan
termasuk dalam Sungai Strategis Nasional. Sungai yang termasuk Daerah Aliran
Sungai (DAS) yaitu:
a) Sungai Asahan (DAS Asahan),
b) Sungai Bah Bolon (DAS Hapal)
c) Sungai Tanjung.
Sungai Asahan merupakan sungai terbesar
di Asahan. Sungai ini sering mengakibatkan banjir karena mengalir di daerah
datar dan memiliki banyak pertemuan dengan sungai dewasa dan sungai tua lain
yang mengalir sebagai anak sungainya, sehingga membentuk delta sungai yang
merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah pertemuan sungai tersebut dengan
laut.
Pelabuhan Bagan Asahan terletak di
muara Sungai Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, saat ini belum dioperasionalkan
dan sedang dalam rencana pengembangan sebagai pelabuhan alternatif lain setelah
Pelabuhan Belawan, Medan.
Pelabuhan
Bagan Asahan milik PT. Pelindo I dibangun sejak tahun 1994 direncanakan sebagai
pelabuhan cargo dan ferry. Beberapa fasilitas pelabuhan telah dibangun, namun
infrastruktur terutama jalan akses menuju pelabuhan belum terbenahi. Saat ini
sedang direncanakan pembangunan jalan akses menuju Pelabuhan Bagan Asahan,
yaitu jalan jurusan Bagan Asahan – Pematang Sei Baru – Lubuk Palas – Simpang
Pardomuan sepanjang 38,57 km dengan biaya diperkirakan Rp 198.944.286.194,99.
Fasilitas
yang telah dibangun pada Pelabuhan Bagan Asahan, adalah:
•
Dermaga, 140 x 10 m
•
Trestel, 110 x 5 x 2 m
•
Gudang, 20 x 36 m
•
Lapangan penumpukan 5.000 m2
•
Terminal penumpang 12,5 x 42 m
•
Dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.
Pelabuhan Bagan Asahan memiliki
kawasan ekonomi khusus dengan bertujuan program pengembangan kawasan industri
guna meningkatkan perekonomian kota yang berdampak pada peningkatan pendapatan
domestik regional, memaksimalkan potensi kota sebagai jalur transit
internasional. Pelabuhan Bagan Asahan seperti yang diharapkan bersama dalam
meningkatkan perekonomian Sumatera Utara memfungsikan sepenuhnya sehingga semua
kapal-kapal yang melakukan perdagangan luar negeri dan antar pulau melakukan
kegiatan bongkar muat di pelabuhan tersebut sehingga sangat memudahkan
pengawasan. Menyatukan tekad dan langkah seluruh aparatur pemerintah guna
mengembangkan Pelabuhan Bagan Asahan.
BAB III.
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Pelabuhan Bagan Asahan yang dibangun
dengan biaya miliyaran rupiah saat ini tidak diberdayakan sama sekali. Hal ini
jelas saja menyatakan bahwa pembangunan Pelabuhan Bagan Asahan sejak tahun 1994
oleh PT. Pelindo I tidak memiliki konsep yang jelas serta perencanaannya yang
kurang matang dan terarah. Jika dinilai, pembangunan Pelabuhan Bagan Asahan
bernilai ratusan miliar rupiah
terkesan hanya sekedar untuk
mendapatkan proyek dengan menghamburkan uang negara. Sehingga proyek
pembangunan Pelabuhan Bagan Asahan ini sama sekali tidak bermanfaat dalam
menunjang perekonomian masyarakat di Kabupaten Asahan dan Kota Madya Tanjung
Balai. Buktinya sejak dioperasikan tahun 1995 sampai sekarang, Pelabuhan Bagan
Asahan tidak memberikan kontribusi apapun terhadap daerah. Pembangunan
Pelabuhan Bagan Asahan asal jadi, karena tidak didukung sarana dan prasaran
infrastruktur yang maksimal. Akibatnya, Pelabuhan yang dibangun dengan uang
rakyat dengan nilai yang cukup besar ini, tidak mampu mengangkat kesejahtaraan
dan perekonomian masyarakat setempat. Pada hal, pelabuhan merupakan investasi
yang cukup potensial bila dikelola, secara baik dan matang, apalagi Pelabuhan
Bagan Asahan lokasinya sangat strategis karena sangat berdekatan dengan Penang
Malaysia.
Padahal
konsep
pengembangan wilayah dikembangkan dari kebutuhan suatu daerah untuk
meningkatkan fungsi dan perannya dalam menata kehidupan sosial, ekonomi,
budaya, pendidikan dan kesehateraan masyarakat. Pengaruh globalisasi, pasar
bebas dan regionalisasi menyebabkan terjadinya perubahan dan dinamika spasial,
sosial, dan ekonomi antarnegara, antardaerah (kota/kabupaten), kecamatan hingga
perdesaan. Jika dilihat struktur perekonomian lapangan usaha angkutan dan
komunikasi di tahun 2008 adalah sebesar 2,88%. Sumbangan ini jelas telah mampu
mengembangkan pendapatan daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Asahan.
Pelabuhan sebagai salah satu elemen
transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang dan mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional dan regional. Keberadaan Pelabuhan memegang
peranan strategis sebagai pintu gerbang (gateway) ditinjau dari kegiatan
usaha angkutan barang ekspor-impor. Peranan strategis Pelabuhan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional dan regional perlu dijaga keberlangsungannya.
Sejalan dengan mainstream pembangunan berkelanjutan (sustainable
development), maka kebijakan sektor perhubungan, yaitu sub sektor
perhubungan laut juga mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Dengan demikian kebijakan pengembangan Pelabuhan sebagai bagian dari sub sektor
perhubungan laut harus mengikuti prinsip-prinsip berwawasan lingkungan dalam
rangka mendukung pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan
linkage theory, pelabuhan merupakan
salah satu sektor yang mampu mendukung sektor lain untuk berkembang. Misalnya
saja di Pelabuhan Bagan Asahan, warga sekitar dapat berjualan di lokasi itu,
untuk mencari kehidupan dari hasil jualannya. Puluhan pedagang dilokasi itu
berjualan, mengaku memanfaatkan lokasi Panton yang tidak berfungsi sudah
bertahun-tahun. Pelabuhan Bagan Asahan, tempat jualan warung makan-minum warga
yang datang dari luar daerah itu, apalagi saat hari libur, mulai siang dan
malam hari para pengunjung memadati lokasi tersebut, ditambah lokasi tempat
tersebut aman dapat duduk santai menghirup udara segar angin laut. Pelabuhan
dulunya dapat menampung pekerja dari bagian hulu hingga bagian hilir, misalnya
penjaga pelabuhan. Warga sekitar sangat mengharapkan Bupati Asahan dapat
mengoparasikan Dermaga Pelabuhan Bagan Asahan ini agar masyarakat di desa
tersebut dapat lahan pekerjaan.
Selain itu, Pelabuhan Bagan Asahan
sebagai jalur transit internasional diharapkan meningkatkan perekonomian
Sumatera Utara memfungsikan sepenuhnya sehingga semua kapal-kapal yang
melakukan perdagangan luar negeri dan antar pulau melakukan kegiatan bongkar
muat di pelabuhan tersebut sehingga sangat memudahkan pengawasan. Hal ini tentu
akan mempererat hubungan Internasional sehingga terjalin hubungan yang baik
dengan negara-negara tetangga, sehingga mampu mendukung berkembangnya Indonesia
dengan mudah. Kondisi gegrafis dan sosialogis daerah dan masyarakat yang
berbatasan langsung dengan Port Klang (Malaysia) dimana perdagangan antar
keduanya telah berlangsung sejak lama (turun temurun) sehingga pola perdagangan
tersebut sudah sangat menyentuk sendi-sendi kehidupan masyarakat terutama
masyarakat kelas bawah, oleh karena itu permasalahan tersebut harus ditangani
secara koordinatif dan konprehensif. Menyatukan tekad dan langkah seluruh
aparatur pemerintah guna mengembangkan Pelabuhan Bagan Asahan.
BAB
IV.
KENDALA
DAN TANTANGAN
Kendala
Kendala Pelabuhan Bagan Asahan yang
dibangun pada tahun 90-an tersebut adalah kurangnya pemberdayaan terhadap
pelabuhan tersebut disebabkan adanya sejumlah permasalahan yang tidak dapat
diatasi Pelindo I sendirian. Dicontohkan keberadaan infrastruktur jalan menuju
Pelabuhan Bagan Asahan yang kurang mendukung dan perlu mendapatkan perhatian
Pemkab Asahan. Lain lagi halnya dengan adanya kesan “rebutan” antara Pemkab
Asahan dan Pemkot Tanjung Balai terhadap kepemilikan pelabuhan tersebut.
Berbagai masalah dan kendala itu menyebabkan sebagian besar kalangan pengusaha
lebih tertarik untuk memanfaatkan Teluk Nibung di Tanjung Balai.
Permasalahannya cukup komplek dan membutuhkan peranan pemerintah daerah.
Manejer PT Polindo Teluk Nibung Tanjungbalai Syaiful mengatakan kendala
tidak berfungsinya Pelabuhan Panton Bagan Asahan tersebut disebabkan jalan
tidak mendukung, oleh karena itu para pengusaha tidak mau membawa kapal mereka
ke Pelabuhan tersebut untuk bongkar muat barang.
Tantangan
Pelabuhan Bagan Asahan direncanakan sebagai pelabuhan barang
untuk pelayaran dalam negeri bahkan sampai dengan pelayaran mancanegara. Oleh
karena itu pelabuhan ini direncanakan untuk dikembangkan baik dari sisi
bangunan pelabuhan maupun dari sisi wilayah sekitarnya. Yang menjadi tantangan
ke depannya adalah akan mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi oleh karena
alat bangunan aset pemerintah tersebut sudah banyak yang hilang, karena penjaga
lokasi panton tersebut tidak ada. Sementara itu politisi PAN Irwansyah Damanik
menilai, dalam membangun Pelabuhan Bagan Asahan Pelindo terkesan hanya ingin
mau jalan sendiri tanpa melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat.
Akibatnnya dalam hal ini, masing-masing pihak bertahan dengan kepentingannnnya.
Kemudian kedalaman alur Pelabuhan Bagan Asahan hanya sekitar dua meter,
sehingga kapal kapal ukuran tertentu tidak dapat masuk dan tingkat sedimentasi
yang tinggi.
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kabupaten Asahan terbilang memiliki
sumberdaya yang begitu besar dalam memajukan Asahan. Potensi alamnya begitu
mumpuni, mulai dari perkebunan, peternakan, perikanan,
hidro-energi, wisata alam yang indah, industri, pasar hingga pelabuhan.
Wilayahnya memiliki garis pantai sekitar 58 kilometer (km) menghadap Selat
Malaka dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Posisi yang
strategis ini sangat potensial bagi pengembangan transportasi barang dan jasa
melalui laut dari dan ke luar daerah. Pelabuhan Bagan Asahan terletak di muara
Sungai Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, saat ini diterlantarkan
sudah sekian tahun lamanya. Pelabuhan Bagan Asahan yang tidak
diberdayakan lagi itu, justru telah dijadikan sebagai lokasi perilaku yang
meresahkan. Pelabuhan Bagan Asahan memiliki kawasan ekonomi khusus dengan
bertujuan program pengembangan kawasan industri guna meningkatkan perekonomian
kota yang berdampak pada peningkatan pendapatan domestik regional,
memaksimalkan potensi kota sebagai jalur transit internasional. Beberapa
fasilitas pelabuhan telah dibangun, namun infrastruktur terutama jalan akses
menuju pelabuhan belum terbenahi. Kendala Pelabuhan Bagan Asahan yang dibangun
pada tahun 90-an tersebut adalah kurangnya pemberdayaan terhadap pelabuhan
tersebut disebabkan adanya sejumlah permasalahan yang tidak dapat diatasi
Pelindo I sendirian.
Saran
Semua instansi terkait perlu duduk
bersama untuk mencari formula, Sebagai tanggung jawab moral kepada masyarakat,
Pelindo I harus mampu memberikan solusi untuk perencanaan bagaimana pelabuhan
ini ke depan. Masyarakat harus diberdayakan, infrastruktur harus dibangun
dengan sebagus mungkin, akses jalan menuju pelabuhan perlu dibenahi, penegakan
peraturan oleh pemerintah daerah untuk melarang tindakan yang merusak moral dan
fungsi pelabuhan, dan pemerintah daerah harus segera turun tangan melihat
keadaan tersebut karena struktur perekonomian lapangan usaha angkutan dan komunikasi memberikan
sumbangan yang mampu mengembangkan pendapatan daerah sekaligus kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Asahan. Mari, Kita mulai dari masyarakat Asahan.
Semangat harus bangkit untuk perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Berita
Asahan. 2009. Bangunan Dermaga Pelabuhan Desa Bagan Asahan Terlantar. Diakses
Dari:http://www.berita-asahan.com/bangunan-dermaga-pelabuhan-desa-bagan-asahan-terlantar.
Diakses pada:[4 Januari 2013][15.10 WIB]
Pemkab
Asahan. 2009. Profil Wilayah Kabupaten Asahan. Asahan
Santoso.
2008. Metode Penelitian. IPB Press. Bogor
Uchi.
2010. Pengembangan Wilayah. Diakses dari: http://www.pengembangan-wilayah.blogspot.com/Diakses
pada:[3 Januari 2013][17.03 WIB]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar